Indonesia Terkini

Aksi Viral Pemprov Jabar 2025

Program penataan ulang kawasan kumuh di pinggir jalan menuai pro dan kontra, namun KDM Dedi Mulyadi tetap melaju demi wajah baru Jawa Barat.

publik indonesia news

Bandung, 2025 — Sebuah langkah tegas kembali diperlihatkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Kepala Daerah Mandiri (KDM) Dedi Mulyadi. Dalam sebuah video yang viral di media sosial awal April 2025, tampak Dedi Mulyadi secara langsung memantau proses pembongkaran rumah-rumah rusun liar yang berdiri di tepi jalan utama di wilayah Bekasi, Bogor, hingga Depok.

Langkah ini sontak mengundang perhatian publik. Tak hanya karena ketegasannya, tetapi juga karena gaya khas Dedi Mulyadi yang dikenal blusukan dan tak ragu berdialog langsung dengan masyarakat, bahkan dalam situasi emosional.


Latar Belakang: Rumah Rusun di Tepi Jalan, Solusi Sementara yang Jadi Masalah Baru

Sejak tahun 2018 hingga 2022, banyak program pembangunan rumah susun sederhana (rusunawa) digulirkan sebagai solusi atas pemukiman kumuh di kota-kota besar Jawa Barat. Namun, keterbatasan lahan dan tekanan urbanisasi menyebabkan munculnya rumah rusun yang dibangun di tepi jalan protokol dan jalur utama—bahkan sebagian berdiri di atas lahan tidak resmi.

Awalnya dianggap solusi cepat, namun dalam jangka panjang, rumah-rumah rusun di tepi jalan itu berubah menjadi sumber masalah: kemacetan, penurunan estetika kota, risiko keselamatan, serta pelanggaran tata ruang wilayah.

KDM Dedi Mulyadi, yang sejak awal menjabat dikenal sebagai figur yang menaruh perhatian besar pada harmoni lingkungan dan ketertiban tata ruang, akhirnya mengambil langkah tegas.


Langkah Berani KDM Dedi Mulyadi: “Kita Tidak Benci Rakyat, Kita Sayang Masa Depan Kota”

Dalam video yang viral itu, Dedi berdiri di depan sebuah deretan rusun yang mulai dibongkar. Dengan suara lantang namun tenang, ia berkata:

“Saya bukan anti rakyat kecil. Tapi saya anti pembangunan yang melanggar aturan. Kalau kita biarkan rumah berdiri di jalur hijau, di trotoar, di tepi jalan, anak cucu kita nanti hidup di kota yang berantakan.”

Ia pun sempat memeluk seorang ibu yang menangis karena rumahnya akan dibongkar. Dedi menjanjikan relokasi ke rusun yang lebih layak, dengan akses air bersih, listrik, dan transportasi umum.

Langkah ini menunjukkan pendekatan humanis di tengah kebijakan yang keras. Tak heran, banyak warganet yang memuji keberanian dan empati Dedi.


Proses Eksekusi: Digencarkan Bertahap Sejak Awal Tahun 2025

Program penertiban rumah rusun liar di tepi jalan ini telah dirancang sejak akhir 2024 sebagai bagian dari program “Jabar Tertib Ruang 2025”. Setidaknya ada 1.400 unit rusun liar yang ditargetkan dibongkar di 12 kota/kabupaten.

Tahap pertama difokuskan di tiga wilayah padat: Bekasi, Depok, dan Bogor. Penertiban dilakukan dalam tiga fase:

  1. Pendataan dan Sosialisasi (Januari–Februari): Pemerintah daerah bersama Satpol PP melakukan identifikasi unit yang melanggar izin tata ruang.

  2. Pemberian Surat Peringatan dan Negosiasi Relokasi (Februari–Maret): Warga diberikan tiga pilihan lokasi rusun relokasi yang telah disiapkan Pemprov.

  3. Pembongkaran dan Pemindahan (Maret–Mei): Didampingi oleh dinas sosial, pemindahan dilakukan dengan bantuan logistik dan dana kompensasi sementara.


Respon Masyarakat: Pro dan Kontra Memanas di Media Sosial

Di TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts, tagar #DediMulyadi dan #JabarBersih2025 sempat menjadi trending. Banyak video memperlihatkan warga menangis saat rumahnya dibongkar, tetapi juga banyak yang mendukung langkah tegas ini.

Komentar Warga yang Mendukung:

  • “Akhirnya ada pemimpin yang serius bikin kota rapi! Salut buat Pak Dedi.”

  • “Kalau dibiarkan, nanti semua trotoar jadi tempat tinggal. Anak-anak gak bisa jalan aman.”

Komentar yang Mengkritik:

  • “Kenapa nunggu sekarang? Kenapa dulu diizinkan bangun di situ?”

  • “Harusnya ada solusi ekonomi dulu, jangan asal gusur.”

Dedi Mulyadi tak menampik kritik tersebut. Dalam konferensi pers di Gedung Sate, ia menyatakan:

“Saya akui, ini warisan kesalahan tata ruang bertahun-tahun. Tapi kalau saya tidak mulai sekarang, sampai kapan kita teruskan kesalahan ini?”


Solusi Relokasi: 5 Kawasan Rusun Alternatif Disiapkan Pemprov

Sebagai bagian dari program, Pemprov Jabar telah menyiapkan lima kawasan rusun pengganti:

  1. Rusun Gunung Putri (Bogor): Kapasitas 500 unit, lengkap dengan klinik kesehatan dan sekolah dasar.

  2. Rusun Cikarang Barat (Bekasi): 400 unit, dekat kawasan industri, cocok untuk buruh.

  3. Rusun Cilodong (Depok): 300 unit, terhubung dengan jalur KRL.

  4. Rusun Rancaekek (Bandung Timur): 600 unit, diperuntukkan bagi warga terdampak dari utara.

  5. Rusun Arcamanik (Bandung): Fasilitas ramah disabilitas, tersedia taman komunitas.

Selain itu, Pemprov juga memberikan dana adaptasi sebesar Rp5 juta per kepala keluarga untuk membantu transisi hidup di rusun baru.


Pengamat Tata Kota: “Langkah Berani, Tapi Harus Konsisten dan Adil”

Dr. Irwan Santosa, pakar tata ruang dari ITB, menyebut langkah Dedi Mulyadi sebagai “pijakan penting” menuju kota yang tertib. Namun, ia menekankan pentingnya keadilan dan keberlanjutan.

“Jangan sampai rusun baru malah kembali menjadi area kumuh. Harus ada program pemberdayaan ekonomi dan kontrol ketat tata ruang ke depan.”


Efek Samping: Dampak Ekonomi Lokal dan Keamanan

Beberapa pedagang kaki lima yang biasa berdagang di dekat rumah rusun menyatakan kehilangan pelanggan. Polisi dan Satpol PP juga melaporkan peningkatan pengamanan di wilayah rusun yang dibongkar, untuk menghindari konflik horizontal.

Namun, Dinas Koperasi dan UKM Jabar telah menyiapkan program inkubator bisnis kecil bagi warga terdampak. Termasuk pelatihan keterampilan kerja dan akses modal usaha.


Analisis Politik: Dedi Mulyadi Menuju Pilgub 2025?

Langkah tegas dan gaya populis Dedi Mulyadi dinilai sejumlah analis sebagai manuver politik menuju Pilgub Jawa Barat 2025. Dengan elektabilitas yang meningkat, ia diprediksi akan maju kembali sebagai calon gubernur.

Namun, Dedi membantah bahwa langkahnya bermotif politik.

“Kalau mau pencitraan, saya tinggal bagi-bagi sembako saja. Tapi ini soal menyelamatkan masa depan Jawa Barat,” katanya dalam wawancara dengan media nasional.


Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Jawa Barat Tertib dan Layak Huni

Langkah Dedi Mulyadi dalam menertibkan rumah rusun liar di tepi jalan bukan sekadar pembongkaran fisik, tetapi simbol perubahan arah kebijakan pembangunan. Dengan pendekatan tegas namun humanis, ia berusaha mengubah wajah Jawa Barat menjadi provinsi yang lebih rapi, manusiawi, dan tertata.

Namun, pekerjaan rumah masih banyak. Kebutuhan akan konsistensi kebijakan, pengawasan jangka panjang, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat terdampak menjadi kunci keberhasilan program ini.

Waktu yang akan membuktikan: apakah langkah Dedi Mulyadi ini akan tercatat sebagai reformasi tata ruang yang sukses, atau hanya sekadar viral sementara di media sosial.

 

BACA SELENGKAP NYA: https://stitchingcow.com/